Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengalaman Guru di Desa Kecil, Aneh dan Tak Bagus

Ini adalah pengalaman seorang guru yang menjadi guru di sekolah kecil. Pengalaman ini diceritakan untuk diposting oleh Semangkok Pemikiran Sudra. Begini ceritanya:

Saya akan bercerita mulai dari saat penerimaan murid baru. Karena merupakan sekolah kecil yang berada di desa, maka kami kesulitan dalam mendapatkan murid baru.

Kami harus menggunakan berbagai cara untuk menarik minat calon murid agar bersedia mendaftar di sekolah kami.

Ruang kelas di sekolah kecil

Salah satu cara yang kami gunakan tentu saja adalah menunjukkan beberapa prestasi yang telah dicapai oleh sekolah kami. Misalnya kami pernah menang lomba ini, lomba itu, dan lain-lain. Namun masyarakat yang berada di sekitar sekolah kami tidak begitu peduli dengan prestasi sekolah. Karena itu cara ini tidak efektif.

Cara Mendapatkan Murid Baru

Lalu kami menggunakan cara yang lain yaitu membagikan seragam secara gratis. Kami harus mendatangi rumah satu persatu dengan membawa seragam olahraga dan seragam lain. 

Bahkan kami juga menawarkan sejumlah uang pada calon murid agar bersedia mendaftar di sekolah kami. Misalnya satu orang akan mendapat sejumlah uang maka kami harus menyediakan sejumlah uang tertentu tergantung pada berapa jumlah murid yang bersedia mendaftar di sekolah kami.

Sebagai seorang guru saya merasa keberatan dengan siasat ini. Karena tentu saja banyak orang tua murid atau murid itu sendiri yang mendaftar di sekolah kami hanya tertarik dengan imbalan uang yang kami berikan

Cara Yang Lebih Efektif

Ada sebuah cara yang juga kami lakukan untuk mendapatkan murid. Perlu Anda ketahui bahwa jika sekolah kami kekurangan murid maka biaya operasional sekolah untuk membayar gaji guru dan untuk menambah fasilitas atau sarana pendidikan akan kurang.

Sebenarnya kami tidak membutuhkan murid dalam jumlah yang banyak tetapi minimal setiap tahun ajaran baru kami harus mendapatkan 60 murid baru. 

Cara yang saya ungkapkan ini ternyata adalah cara yang paling efektif. Kami menghubungi guru di sekolah-sekolah yang berada satu tingkat di bawah sekolah kami. Atau bisa kami katakan kami harus bekerja sama dengan guru-guru dari sekolah-sekolah yang kemungkinan murid dari sekolah-sekolah tersebut bersedia mendaftar di sekolah kami.

Kami menyebutnya sebagai memorandum of understanding, yaitu jika guru tersebut bisa membawa sejumlah murid, merayu, membujuk dan akhirnya murid tersebut bersedia mendaftar di sekolah kami maka kami akan memberikan imbalan berupa sejumlah uang. Biasanya kami menentukan untuk satu murid baru guru tersebut akan diberikan sejumlah uang yang telah disepakati sehingga semakin banyak murid yang mendaftar melalui guru tersebut maka guru tersebut akan memperoleh lebih banyak uang dari kami.

Dari pengalaman beberapa tahun kami bisa menilai bahwa ada guru yang memang bekerja keras. Artinya mereka memang merayu dan mengarahkan muridnya untuk mendaftar di sekolah kami. Mereka memberitahu kepada murid-muridnya bahwa sekolah kami adalah sekolah yang bagus. Apakah ini berarti mereka juga menjelek-jelekkan sekolah yang lain? Anda tentu saja bisa menjawabnya sendiri.

Guru Harus Bisa Membawa Murid

Selain itu sekolah juga membebani para guru di sekolah kami yang berdomisili di desa atau daerah lain harus membawa minimal 1 siswa baru setiap tahun ajaran baru. Ini dianggap sebagai bentuk tanggung jawab dan perjuangan para guru.

Ternyata para guru di sekolah kami sangat bersemangat mencari mirid baru dan kebanyakan memang berhasil. Bahkan banyak diantara guru ini yang bersedia membayarkan urusan keuangan siswa yang dibawanya dengan uang pribadinya.

Demikian fenomena yang saya alami selama menjadi guru utamanya pada saat penerimaan murid baru. Saya sangat bersedih, saya sangat merasa tertekan dan saya merasa bahwa saya telah mengingkari hati nurani saya. Saya sepenuhnya menyadari bahwa cara-cara ini kurang bagus bahkan tidak bagus. Jika terlalu sering memikirkan hal ini lama-lama saya juga menjadi guru stress.

Tapi mau bagaimana lagi karena ternyata sekolah-sekolah lain juga menggunakan cara-cara seperti yang kami gunakan. Bahkan ada beberapa sekolah yang lebih parah. Saya selalu berharap dan berdoa agar fenomena ini segera berakhir. Saya memimpikan bahwa para orang tua dan murid yang mendaftar di sekolah kami benar-benar merasa tertarik dan cocok dengan kondisi sekolah kami tidak hanya mengharap imbalan uang dari kami.

Semoga cerita ini bisa menambah wawasan Anda. Jika Anda mempunyai solusi pada masalah saya tersebut, jangan ragu silakan menuliskannya di kolom komentar.

Post a Comment for "Pengalaman Guru di Desa Kecil, Aneh dan Tak Bagus"