Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pesan Moral Menyesatkan Dongeng Timun Mas

Ada beberapa pesan moral yang menyesatkan dari Dongeng Timun Mas sangat terkenal di Indonesia ini. Dongeng yang berasal dari Jawa Tengah ini intinya menceritakan tentang pengejaran raksasa atau Buto Ijo pada seorang gadis. Di akhir cerita si raksasa malah tewas.

Isi Dongeng Timun Mas

Pada zaman dahulu banget hiduplah seorang perempuan tua Mbok Sirni namanya. Ia telah menjanda. Sejak masih bersuami Mbok Sirni sangat menghendaki mempunyai anak namun hingga suaminya meninggal dunia belum juga ia dikarunai anak.

Timun Mas

Meski demikian keinginan Mbok Sirni untuk mempunyai anak tak pernah padam. Ia berharap ada seseorang yang berbuat baik yang bersedia memberikan anak kepadanya, seorang anak yang akan dirawatnya hingga akhirnya dapat membantunya bekerja setelah anak itu besar. Pada suatu hari seorang raksasa datang menemui mbok Sirni. Mbok Sirni sangat ketakutan akan dimangsa raksasa yang terlihat sangat menyeramkan tersebut. "Tuan raksasa",  kata mbok Sirni dengan tubuh gemetar. Tolong jangan engkau memakanku, aku telah tua, tubuhku tidak lagi enak untuk engkau mangsa". "Ha...ha...ha Mbok Sirni aku tidak ingin memangsamu, justru aku ingin memberimu sesuatu sahut si raksasa".

Ia memberikan biji-biji mentimun kepada Mbok Sirni seraya berujar: "Tanamlah  biji-biji mentimun ini, niscaya engkau akan mendapatkan apa yang ingin engkau kehendaki selama ini, ha...ha...ha...". Si raksasa berpesan kepada Mbok Sirni agar tidak menikmati hasil dari biji mentimun pemberiannya itu melainkan hendaknya berbagi dengannya sebagai ucapan terima kasih Mbok Sirni kepadanya. Mbok Sirni PAHAM DAN SETUJU dengan pesan si raksasa.

Ia lantas menanam biji-biji mentimun itu di halaman rumahnya. Biji mentimun itu cepat tumbuh. Hanya berselang beberapa hari kemudian bibit tanaman mentimun itu telah tumbuh dan juga berbuah. Buah-buahnya sangat besar.

Diantara buah-buah itu terdapat satu buah yang sangat besar, warnanya kekuningan berkilauan hingga seperti emas jika terkena sinar matahari. Mbok sirni mengambil buah yang sangat besar itu dan membelahnya. Mbok Sirni sangat terkejut ketika mendapati bayi perempuan yang cantik di dalam buah mentimun itu. Mbok Sirni sangat bersyukur karena keinginannya untuk mempunyai anak dikabulkan. Ia lantas memberi nama Timun Mas untuk bayi perempuan itu.

Mbok Sirni merawat Timun Mas hingga Timun Mas tumbuh menjadi anak yang kian terlihat cantik.

Seiring dengan berlakunya sang waktu Mbok Sirni sangat menyayangi Timun Mas dan begitu pula sebaliknya.

Beberapa waktu kemudian Mbok Sirni kembali bertemu dengan si raksasa ketika ia tengah mencari kayu bakar di hutan. Si raksasa memintanya MEMENUHI JANJINYA dahulu yang setuju untuk membagi hasil biji mentimun ajaib itu dengannya.

Sesungguhnya Mbok Sirni sangat tidak rela jika ia harus membagi anak tersayangnya itu dengan si raksasa. Ia juga kebingungan bagaimana cara membagi Timun Mas itu.

Si raksasa masih berbaik hati dengan mengizinkan Timun Mas untuk tinggal bersama Mbok Sirni setelah Mbok Sirni mengungkapkan kebingungannya.

Si raksasa berkata: "Gadis cantik itu boleh tinggal bersamamu hingga 17 tahun umurnya. Setelah itu aku akan memangsa dia. Mbok Sirni sangat gembira mendengar keleluasaan yang diberikan si raksasa karena ia masih bisa bersama Timun Mas lagi selama beberapa tahun kedepan.

Timun Mas tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik, sifat dan perilakunya baik. Ia penurut dan rajin. Ia membantu kerepotan Mbok Sirni yang telah dianggapnya sebagai ibu kandung. Aneka pekerjaan rumah tangga di rumah Mbok Sirni dikerjakannya dengan baik. Ia memasak, mencuci, menyapu dan juga turut bersama Mbok Sirni mencari kayu bakar di hutan. Tidak berlebihan kiranya jika Mbok Sirni sangat menyayangi Timun Mas dan menganggapnya sebagai anak kandung.

Namun demikian seiring berjalannya waktu Mbok Sirni menjadi sangat cemas jika teringat janjinya kepada si raksasa. Sungguh sangat tidak rela jika anak kesayangannya itu akan dimangsa si raksasa.

Pada suatu malam Mbok Sirni bermimpi. Dalam mimpinya itu ia harus menemui seorang pertapa sakti yang berada di gunung Gundul jika menghendaki anaknya selamat.

Keesokan harinya Mbok Sirni menuju gunung Gundul. Ia bertemu dengan seorang pertapa. Ia meminta tolong kepada sang pertapa agar anaknya dapat terbebas dari si raksasa.

Sang pertapa memberikan satu biji biji tanaman mentimun, jarum, sebutir garam dan sepotong terasi kepada Mbok Sirni.

"Berikan semua itu kepada anakmu, niscaya ia akan selamat dari raksasa yang hendak memangsanya", kata sang pertapa.

Sang pertapa juga menjelaskan cara menggunakan benda-benda pemberiannya itu.

Setelah mengucapkan terima kasih Mbok Sirni bergegas kembali ke rumahnya. Diberikannya benda-benda pemberian sang pertapa itu kepada Timun Mas.

Hanya berselang beberapa saat si raksasa datang ke rumah Mbok Sirni. Karena keinginannya untuk memangsa Timun Mas sudah tak tertahan lagi, hingga dari jauhpun ia telah berteriak-teriak: "Hai perempuan tua lekas engkau serahkan anakmu itu untuk kumangsa secepatnya".

Mbok Sirni keluar dari rumahnya dan menyahut: "Tuan raksasa, anakku telah menuju hutan tempat tinggalmu. Ia siap untuk engkau jadikan santapan.

Si raksasa melihat Timun Mas berlari di kejahuan . Tanpa menunggu waktu lagi si raksasa lantas mengejar Timun Mas. Air liur si raksasa menetes-netes karena telah menguat keinginannya untuk sesegera mungkin memangsa Timun Mas.

Timun Mas telah mengerahkan segenap tenaganya untuk berlari secepat mungkin.

Namun dengan langkah kakinya yang sangat lebar dan panjang si raksasa bisa dengan mudah mendekati dan hampir menyusulnya.

Dengan kian mendekatnya si raksasa, Timun Mas lantas melemparkan sebutir biji buah mentimun. Keajaiban terjadi, satu bibit tanaman mentimun itu seketika berubah menjadi tanaman timun yang sangat lebat dan banyak sekali buahnya.

Terlihat menggiurkan buah buahnya untuk dimakan. Si raksasa dengan rakus lantas melahap semua mentimun itu namun perutnya tetap belum kenyang, ia kembali mengejar Timun Mas yang telah berlari menjauh.

Timun Mas lalu melemparkan jarum yang dibawanya ketika mengetahui si raksasa kian mendekatinya. Keajaiban kembali terjadi, jarum yang dilemparkan Timun Mas berubah menjadi hutan bambu yang sangat lebat. Batang-batang pohon bambu itu tinggi-tinggi serta tajam-tajam.

Si raksasa agak kesulitan melewati hutan bambu itu, kedua kakinya terluka karena tertusuk batang-batang bambu yang runcing.

Namun si raksasa tidak memedulikannya. Ia terus mengejar Timun Mas yang berlari jauh. Timun Mas kemudian melemparkan sebutir garam yang dibawanya saat mengetahui si raksasa kembali mendekatinya. Lagi-lagi keajaibanpun terjadi, sebutir garam itu berubah menjadi lautan yang sangat luas yang menjadi penghalang antara Timun Mas dan si raksasa.

Keinginan si raksasa untuk memangsa Timun Mas telah begitu meninggi, iapun berenang melintasi lautan luas itu. Ia berenang secepat yang ia bisa meski hal itu sangat menguras tenaga. Si raksasa kelelahan ketika tiba di daratan seberang lautan.

Namun keinginannya untuk sesegera mungkin memangsa Timun Mas membuatnya kembali mengejar Timun Mas. Timun Mas lantas melemparkan sepotong terasi yang dibawanya. Sepotong terasi itu kemudian berubah menjadi lumpur hisap yang sangat luas. Si raksasa yang terus mengejar akhirnya terperosok ke dalam lumpur hisap itu. Meski telah mengerahkan segenap kekuatannya si raksasa tak berdaya menghadapi kekuatan lumpur hisap tersebut. Tubuhnya terus tenggelam terhisap kedalam tanah. Si raksasa menjerit dan meraung-raung meminta tolong namun tidak ada yang bisa menolongnya lagi. Si raksasapun akhirnya menemui ajalnya setelah seluruh tubuhnya tenggelam terhisap kedalam tanah

Timun Mas selamat, ia mengucapkan syukur kepada Tuhan karena telah terbebas dari raksasa bengis pemangsa manusia. Ia lantas kembali pulang ke rumahnya untuk menemui Mbok Sirni. Betapa gembira dan bahagianya Mbok Sirni mendapati Timun Mas selamat. Mbok Sirni dapat hidup tenang bersama Timun Mas tanpa khawatir harus menyerahkan Timun Mas kepada si raksasa. Begitu pula halnya dengan Timun Mas, ia dapat hidup tenang bersama sosok perempuan tua yang telah dianggapnya sebagai ibu kandungnya itu. Merekapun hidup bahagia selamanya.

Pesan Moral Yang Menyesatkan

Setelah memahami dongeng Timun Mas seperti di atas apakah Anda tidak menemukan kejanggalan-kejanggalan? Semangkok Pemikiran Sudra telah mengamati dan menemukan pesan moral menyesatkan dari dongeng tersebut, diantaranya adalah:

1. Membenarkan orang yang tidak menepati janji

Siapa yang tidak menepati janji? Mbok Sirni, dia setuju dengan syarat yang diajukan si raksasa tapi kemudian tidak mau menyerahkan Timun Mas. Padahal si raksasa sudah baik dengan memberikan kelonggaran waktu. Apa yang dilakukan Mbok Sirni jelas tidak menunjukkan akhlak mulia.

2. Bukannya berterima kasih dan membalas budi tapi malah mencelakai orang yang telah membantu kita

Si Raksasa telah membantu Mbok Sirni mempunyai anak. Tapi Mbok Sirni tidak berterima kasih, ia justru membekali Timun Mas dengan bahan-bahan yang bisa mencelakai raksasa. Di akhir cerita si raksasa memang mati karena terasi.

Mungkin hal seperti ini luput dari perhatian Anda. Namun bagaimana Anda menjawab jika putra putri Anda bertanya:" Mbok Sirni kok berbohong ya Mah?"

Demikian sedikit ulasan dari Semangkok Pemikiran Sudra mengenai pesan moral menyesatkan dari dongeng Timun Mas. Semoga menambah wawasan.


Post a Comment for "Pesan Moral Menyesatkan Dongeng Timun Mas"